PETI CERI DOWNLOAD MASTER v.1
07.51 Posted In DOWNLOAD Edit This 0 Comments »
Silakan download Mater ini.
Dalam PETI CERI DOWNLOAD MASTER v.1 ini, kamu bisa tahu alamat2 download karya2 cerpenis2 handal yang terkumpul dalam buku PETI CERI vol.1.
Usiaku 15 tahun, aku adalah gadis asli keturunan Indonesia yang berdomisili di USA. Aku pindah dari Indonesia sejak umur 5 tahun. Pekerjaan ayahkulah yang memaksa kami pindah dari Indonesia. Bahkan, tidak hanya itu, kewarganegaraanku pun juga terpaksa berganti, karena ayahku membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Aku termasuk remaja yang mempunyai kepribadian langka di sini, sebab di tengah-tengah kebebasan dan perkembangan zaman yang memaksa orang-orang untuk menuhankan harta seperti sekarang ini, aku wajib mementingkan dogma Kristen Ortodoks yang telah banyak mempengaruhi kehidupan remajaku di atas segala-galanya. Agama adalah pusat gravitasiku, aku akan menjuruskan semua permasalahan dan cobaan yang menghadangku pada agama, apa yang menurut agama baik, itulah yang nantinya akan menjadi pilihanku, dan seperti kebanyakan orang-orang pecinta agama lainnya aku akan selalu rela bila harus kehilangan nyawa untuk membela agamaku.
Wah anak ini taat banget sih pada agamanya?
Tapi anehnya, di pesantren kok malah jadi kristen sih!
Eit, tunggu dulu, jangan salah persepsi dulu!
Baca cerita selengkapnya di sini!
BUKAN DI NEGERI DONGENG
KISAH NYATA PARA PEJUANG KEADILAN
Helvy Tiana Rosa dkk.
Eh tahu nggak, saya baru dapat buku pinjaman dari mbak Helvy Tiana Rosa.
Bukunya berjudul BUKAN DI NEGERI DONGENG. Isinya good banget. Banyak sekali cerpen-cerpen bermutu yang dimuat di sini. Jika kamu pengen baca, buruan beli buku ini!
Eits, tapi tunggu dulu! Jika kamu pengen dapat versi “pinjamannya” sebelum memutuskan untuk membeli, silakan download aja di sini!
Oleh: Charish Maahadi
Mereka bilang aku makhluk hina, nista, terkutuk, kotor yang kesana-kemari mereka perolokkan seolah aku tak punya hati dan perasaan. Berdalih kitab suci wahyu para nabi yang belum tentu mereka amalkan seratus persen, kecaman, cemooh kerap terlempar ke mukaku seperti tamparan lidah api yang menjilat-jilat, kesalahan yang mereka buat sendiri ujung-ujungnya merubah spesies kami menjadi kambing hitam, dengan tuduhan tanpa bukti aku selalu menjadi terdakwa yang harus duduk di kursi pesakitan juga dengan tanpa pembela, mereka melapor, menuntut, juga menjadi hakim, apakah itu adil? Jangan pernah mengharap akan datangnya keadilan! Begitulah pesan yang aku dengar. Murka Tuhan sudah cukup membuatku lebih busuk dari sampah, lebih busuk! Tak perlu mereka ikut-ikutan merajamku dengan alasan yang tak jelas sehingga aku merasa bukan bagian dari dunia ini. Persekutuan antara mereka menjadi ajang eksekusi besar-besaran untuk kaumku, terlebih dulu celotehan sumpah-serapah keluar lewat lidah mereka yang setajam pedang, runcing seruncing jarum, panas menyengat seperti kelebatan cemeti yang dicambukkan ke punggung seorang pezina. Puas menghajar karakterku sampai hancur-mumur, tak berbentuk lagi, barulah gagasan encer, tok cer, pemikiran jernih yang tumbuh subur di pekarangan otak mereka tercetus melibas leherku seperti mereka menyembelih hewan-hewan yang hendak mereka makan. Setelah perut-perut buncitnya penuh dengan kelezatan, senandung sendawa segera mereka lantunkan dengan begitu khusyu’, “Hrhrroooik….” Cara mreka membuang ludah “cuih!” mengisyaratkan betapa jijik, najis, muak kepadaku meski telah mereka bantai membabi buta, hitam, lebam, remuk-redam, siapa yang kejam?
Hii takuuut...! Masa' setan bisa teriak2 sich???
Ih mengerikan..? Hati2 kalo kamu sampai diteriaki setan! Bisa bahaya.
Mau tahu setan apa aja yang bisa teriak2?
CINTA BERSEMI DI KOTA SUCI
Oleh: Mishbah Munir
Prok, prok. Suara hentakan sepatuku di atas tangga pesawat USA Airways mengawali langkahku di tanah Arab. Pada hari minggu itu suasana Bandara Internasional Beirut cukup panjang. Hari minggu memang bukan hari libur di Lebanon, hari Jum’at lah yang menjadi hari libur nasional di sana. Sebagaimana di negara-negara Timur Tengah lainnya.
Sebenarnya tujuan utama perjalananku bukanlah Lebanon melainkan Palestina, tapi tidak ada jadwal penerbangan dari / ke Palestina karena suasana di sana kurang kondusif. Selain itu aku juga berniat mengunjungi tanah leluhurku. Karena ibuku adalah seorang Lebanon, dan ayahku seorang imigran asal Bosnia. Aku tertarik untuk mengunjungi Palestina karena dorongan hati nuraniku. Setelah mendengar kisah dari pasienku di US Army Hospital, tempatku bekerja, dia adalah serdadu korban perang Irak yang sebelumnya pernah ditugaskan di Palestina. Dia menceritakan segala sesuatu yang belum pernah aku dengar dari media massa.
Bagaimana peristiwa yang terjadi di tanah Baitul Maqdis itu selanjutnya?
Apakah juga akan tercipta sebuah roman di daerah konflik itu?
KIDUNG PRIYAGUNG
(Oleh : Charish Maahadi)
Apa yang terlihat atas cinta? Indah? Kasih sayang? Perdamaian? Kebahagiaan? Cinta adalah anugrah Sang Maha Hidup yang disemai dalam sanubari setiap insan dan akan tumbuh bersama waktu. Kadang cinta dapat melupakan segalanya, orang-orang yang tulus mencintai kita dan kita cintai, tersisih awalnya. Tersakiti kemudian. Karena cinta. Namun semua keegoisan untuk meraih cinta tak berlaku bagi dua anak manusia dalam kisah ini, karena cinta, mereka menemukan arti hidup dan kehidupan. Mereka berkorban untuk semua yang mencintai dan mereka cintai. Kata hati mereka adalah cinta. Apalah arti cinta bila ada ada yang tak terjamah olehnya, di mana keagungan cinta bila itu sirna? Cinta mereka bukanlah cinta buta yang membutakan semua indera, hingga memaksa seseorang menjadi penggila cinta. Meski kata hati tak tergapai, semangat untuk menatap kehidupan berkobar, menyinari relung-relung yang sedikit tersinari oleh cahaya cinta. Itulah cinta mereka.
Adalah Raden Mas Suryonegoro, seorang bangsawan penuh wibawa, cukup akan dunia, namun tetap bersahaja yang menata kehidupan bersama Raden ayu Dyah Styorini, sehingga Dia menitipkan seorang nan cantik rupawan, cerdas dan selalu memancarkan cahaya cinta, penuh perhatian dan selalu hormat pada kedua orang tua. Tutur katanya halus, senyuman "pahit madu" selalu tersungging di bibir yang senantiasa polos tanpa polesan gincu. Suaranya merdu, entah dikala menembangkan langgam-langgam Jawa yang menjadi kegemarannya atau hanya sekedar berbicara. Penampilan yang selalu rapi dan sopan seperti pribadi yang mengenakannya, semua yang menempel di tubuhnya seolah tidak ada yang tidak atau kurang pantas, anggun dan tentunya "Mriyayeni". Dialah sang putri. Raden Ajeng Condrodewi. Meski lahir dan dibesarkan di kalangan ningrat, tak membuat Dewi – sapaan Condrodewi. Ingin selalu dijunjung keningratannya. "Pak!Bi! manggilnya biasa saja! Nggak perlu pakai Den…Den segala!". Ucapnya suatu ketika pada orang-orang yang bekerja di rumahnya.
Wah kayaknya cerita ini "Jowo" banget ya?
Pengen tahu roman ala keraton?
Apa sich maksud KIDUNG PRIYAGUNG itu sendiri?
SELAMAT DATANG DI
BLOG “PETI CERI”
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, atas berkat rahmat Allah SWT team PETI CERI group akhirnya bisa mewujudkan impian untuk membangun blog yang memuat karya-karya cerpen PETI CERI PP. Darul Huda. Sholawat & salam semoga senantiasa teriring kepada Nabi Muhammad saw yang telah membimbing kita untuk menghasilkan karya-karya terbaik demi menjunjung tinggi agama dan kalimah-Nya.
Di dalam blog ini, anda akan menjumpai karya-karya terbaik peserta PETI CERI, serba-serbi cerpen dan karya sastra yang lain seperti novel, puisi dll. Selain itu anda akan bisa download ebook-ebook sastra berkualitas yang bisa anda dapatkan secara gratis di halaman download. Diharapkan blog ini bisa berkualitas, bermanfaat dan memberikan sumbangsih positif bagi para pecinta sastra.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu usaha pembuatan blog ini. Semoga semua ini bisa menjadi amal sholih kita semua.
Dalam blog ini, kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pengunjung agar blog PETI CERI ke depan bisa lebih baik dan lebih berkualitas. Kritik dan saran bisa dikirim melalui komentar di blog ini atau melalui email.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
PETI CERI Group
Cerita pendek berasal-mula pada tradisi penceritaan lisan yang menghasilkan kisah-kisah terkenal seperti Iliad dan Odyssey karya Homer. Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang berirama, dengan irama yang berfungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingat ceritanya. Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada naratif-naratif individu yang dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya baru terlihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan.
Fabel, yang umumnya berupa cerita rakyat dengan pesan-pesan moral di dalamnya, konon dianggap oleh sejarahwan Yunani Herodotus sebagai hasil temuan seorang budak Yunani yang bernama Aesop pada abad ke-6 SM (meskipun ada kisah-kisah lain yang berasal dari bangsa-bangsa lain yang dianggap berasal dari Aesop). Fabel-fabel kuno ini kini dikenal sebagai Fabel Aesop. Akan tetapi ada pula yang memberikan definisi lain terkait istilah Fabel. Fabel, dalam khazanah Sastra Indonesia seringkali, diartikan sebagai cerita tentang binatang. Cerita fabel yang populer misalnya Kisah Si Kancil, dan sebagainya.
Selanjutnya, jenis cerita berkembang meliputi sage, mite, dan legenda. Sage merupakan cerita kepahlawanan. Misalnya Joko Dolog. Mite lebih menyaran pada cerita yang terkait dengan kepercayaan masyarakat setempat tentang sesuatu. Contohnya Nyi Roro Kidul. Sedangkan legenda mengandung pengertian sebuah cerita mengenai asal usul terjadinya suatu tempat. Contoh Banyuwangi.
Bentuk kuno lainnya dari cerita pendek, yakni anekdot, populer pada masa Kekaisaran Romawi. Anekdot berfungsi seperti perumpamaan, sebuah cerita realistis yang singkat, yang mencakup satu pesan atau tujuan. Banyak dari anekdot Romawi yang bertahan belakangan dikumpulkan dalam Gesta Romanorum pada abad ke-13 atau 14. Anekdot tetap populer di Eropa hingga abad ke-18, ketika surat-surat anekdot berisi fiksi karya Sir Roger de Coverley diterbitkan.
Di Eropa, tradisi bercerita lisan mulai berkembang menjadi cerita-cerita tertulis pada awal abad ke-14, terutama sekali dengan terbitnya karya Geoffrey Chaucer Canterbury Tales dan karya Giovanni Boccaccio Decameron. Kedua buku ini disusun dari cerita-cerita pendek yang terpisah (yang merentang dari anekdot lucu ke fiksi sastra yang dikarang dengan baik), yang ditempatkan di dalam cerita naratif yang lebih besar (sebuah cerita kerangka), meskipun perangkat cerita kerangka tidak diadopsi oleh semua penulis. Pada akhir abad ke-16, sebagian dari cerita-cerita pendek yang paling populer di Eropa adalah "novella" kelam yang tragis karya Matteo Bandello (khususnya dalam terjemahan Perancisnya). Pada masa Renaisan, istilah novella digunakan untuk merujuk pada cerita-cerita pendek.
Pada pertengahan abad ke-17 di Perancis terjadi perkembangan novel pendek yang diperhalus, "nouvelle", oleh pengarang-pengarang seperti Madame de Lafayette. Pada 1690-an, dongeng-dongeng tradisional mulai diterbitkan (salah satu dari kumpulan yang paling terkenal adalah karya Charles Perrault). Munculnya terjemahan modern pertama Seribu Satu Malam karya Antoine Galland (dari 1704; terjemahan lainnya muncul pada 1710–12) menimbulkan pengaruh yang hebat terhadap cerita-cerita pendek Eropa karya Voltaire, Diderot dan lain-lainnya pada abad ke-18.
Download artikel selngkapnya di sini!
Sumber: Wikipedia
Panggilan mulia mewarnai pagi buta yang dingin menusuk tulang, sahut-menyahut dari belahan timur merayap ke arah barat, hingga masjid asrama ini mengagungkan-Nya. Dengan begitu merdu, lorong-lorong asrama, kamar-kamar dipenuhi oleh gema adzan yang berkumandang, seolah membelai tubuh seluruh penghununya yang masih terbuai mimpi indah mereka. Perlahan, kelopak mata ini mulai terbuka lampu kamar yang sedikit redup menyilaukan pandangan untuk melihat sekeliling yang ternyata roni, Hamzah dan Amin sudah tidak lagi di tempatnya, meninggalkan aku dan Ifan dalam ruangan berukuran tiga kali tiga meter ini. Kubasuh wajah ini dengan air kulah yang seperti salju tetapi menyegarkan, rasa, bau dan warnanya masih sama seperti sembilan tahun lalu saat pertama kuinjakkan kaki di sini. Meski hanya sebagian tubuh yang kubasuh, kesegaran air tanah dalam itu seolah membasahi raga yang belum bersatu seratus persen dengan alam sadar, melpakan setumpuk tugas yang “difatwakan Dosen-dosen Killer di kampus. Langkah kaki kumantapkan menuju masjid yang mulai penuh oleh Jama’ah. Dari mereka ada yang badannya naik turun, maju-mundur karena masih kantuk, “Bukankan sudah ada yang lebih punya wewenang untuk memantau dan mencatat apa yang mereka lakukan daripada aku? Bukankah Dia Maha segalanya?’ tanyaku dalam hati ketika otak ini sibuk mengamati jama’ah yang ada dan membiarkan hati kosong melompong. “astaghfirullaahal ‘adhiim!
Download aja versi lengkapnya di sini!
“Oh, panas banget nih, hari ini!” Kutengadahkan kepala ke langit untuk memeriksa apakah lubang ozon sudah seluas bumi ataukah neraka di sana sedang bocor. Tapi ….. “auw siluman!” pantas saja, matahari baru bergeser ke arah barat sekitar 15° jika dilihat dari gardu ronda ini , tempatku berbaring menunggui temanku yang sedang mencari kaleng-kaleng, botol dan barang-barang bekas lainnya di antara onggokan sampah yang mangkrak di ujung gang buntu ini. Sebenarnya aku nggak tega melihat tangannya yang hanya diselongsongi dengan kaus kaki mengais-ngais sampah, tapi aku sendiri nggak punya tenaga dan tangan yang cukup kuat untuk membantunya.
“Udah, kamu nggak usah bantuin aku di sini, entar tanganmu kotor lagi. Kamu cukup duduk manis di sini, jagain minuman kita, dan pasang matamu, awasi sekitar. Kalo ada orang lewat di sini, cepat kabari aku, lalu kita kabur, OK?” begitu ucapannya di awal perjumpaan kami berbulan-bulan lalu, di tempat yang sama. Bagiku, kata-kata itu merupakan ikrar suci penanda pengangkatanku sebagai asistennya. Sederhana tapi begitu sakral dan membekas karena kami punya banyak kesamaan. Orang tua Nindita meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat sepulang bertamu di Baitullah.
Bagaimana kisah Nindita selanjutnya? Dan bagaimana dengan nasib kawannya? Apa hubungan Nindita, kawannya dan seekor nila?
Anda tidak perlu terkoneksi ke internet berjam-jam untuk membaca cerpen ini. cukup download file pdf-nya di sini.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, atas berkat rahmat Allah SWT tim redaksi PETI CERI 2008 akhirnya bisa mewujudkan impian untuk menciptakan sebuah blog yang memuat karya-karya cerpen terbaik PETI CERI. Sholawat & salam semoga senantiasa teriring kepada Nabi Muhammad saw. yang telah membimbing kita untuk menghasilkan karya-karya terbaik demi menjunjung tinggi agama dan kalimah-Nya.
Blog ini berisi karya-karya terbaik peserta PETI CERI 2008 yang telah disaring dari ratusan karya yang terdaftar. Dengan proses penyeleksian yang ketat oleh panitia, dewan juri dan tim sharing, diharapkan blog ini bisa berkualitas, bermanfaat dan memberikan sumbangsih positif bagi para pecinta sastra.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu usaha penerbitan blog ini. Semoga semua ini bisa menjadi amal sholih kita semua.
Dalam blog ini, kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar penerbitan karya PETI CERI ke depan bisa lebih baik dan lebih berkualitas. Jika anda mempunyai kritik dan saran, mohon diposting di komentar.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
PETI CERI 2008 All Rights Reserved
rainbow garden blogger template originally by web hosting geeks - jacky supit