ALAS KAKI KAYU
09.31 Posted In KARYA ANAK DH Edit This 0 Comments »
ALAS KAKI KAYU
Oleh: Charis Maahadi
Panggilan mulia mewarnai pagi buta yang dingin menusuk tulang, sahut-menyahut dari belahan timur merayap ke arah barat, hingga masjid asrama ini mengagungkan-Nya. Dengan begitu merdu, lorong-lorong asrama, kamar-kamar dipenuhi oleh gema adzan yang berkumandang, seolah membelai tubuh seluruh penghununya yang masih terbuai mimpi indah mereka. Perlahan, kelopak mata ini mulai terbuka lampu kamar yang sedikit redup menyilaukan pandangan untuk melihat sekeliling yang ternyata roni, Hamzah dan Amin sudah tidak lagi di tempatnya, meninggalkan aku dan Ifan dalam ruangan berukuran tiga kali tiga meter ini. Kubasuh wajah ini dengan air kulah yang seperti salju tetapi menyegarkan, rasa, bau dan warnanya masih sama seperti sembilan tahun lalu saat pertama kuinjakkan kaki di sini. Meski hanya sebagian tubuh yang kubasuh, kesegaran air tanah dalam itu seolah membasahi raga yang belum bersatu seratus persen dengan alam sadar, melpakan setumpuk tugas yang “difatwakan Dosen-dosen Killer di kampus. Langkah kaki kumantapkan menuju masjid yang mulai penuh oleh Jama’ah. Dari mereka ada yang badannya naik turun, maju-mundur karena masih kantuk, “Bukankan sudah ada yang lebih punya wewenang untuk memantau dan mencatat apa yang mereka lakukan daripada aku? Bukankah Dia Maha segalanya?’ tanyaku dalam hati ketika otak ini sibuk mengamati jama’ah yang ada dan membiarkan hati kosong melompong. “astaghfirullaahal ‘adhiim!
Pagi-pagi gini, pikiran aku sudah lari kemana-mana.
Ada apa sich sebenarnya?
Alas kaki kayu di atas punya siapa ya?
Dapatkan kisah selanjutnya di sini!
0 komentar:
Posting Komentar