KARENA NILA SETITIK, RUSAK SUSU SEBELANGA

06.32 Posted In Edit This 0 Comments »
KARENA NILA SETITIK, RUSAK SUSU SEBELANGA
Oleh: Ainunnadjieb Nr.

Oh, panas banget nih, hari ini!” Kutengadahkan kepala ke langit untuk memeriksa apakah lubang ozon sudah seluas bumi ataukah neraka di sana sedang bocor. Tapi ….. “auw siluman!” pantas saja, matahari baru bergeser ke arah barat sekitar 15° jika dilihat dari gardu ronda ini , tempatku berbaring menunggui temanku yang sedang mencari kaleng-kaleng, botol dan barang-barang bekas lainnya di antara onggokan sampah yang mangkrak di ujung gang buntu ini. Sebenarnya aku nggak tega melihat tangannya yang hanya diselongsongi dengan kaus kaki mengais-ngais sampah, tapi aku sendiri nggak punya tenaga dan tangan yang cukup kuat untuk membantunya.

Udah, kamu nggak usah bantuin aku di sini, entar tanganmu kotor lagi. Kamu cukup duduk manis di sini, jagain minuman kita, dan pasang matamu, awasi sekitar. Kalo ada orang lewat di sini, cepat kabari aku, lalu kita kabur, OK?” begitu ucapannya di awal perjumpaan kami berbulan-bulan lalu, di tempat yang sama. Bagiku, kata-kata itu merupakan ikrar suci penanda pengangkatanku sebagai asistennya. Sederhana tapi begitu sakral dan membekas karena kami punya banyak kesamaan. Orang tua Nindita meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat sepulang bertamu di Baitullah.

Bagaimana kisah Nindita selanjutnya? Dan bagaimana dengan nasib kawannya? Apa hubungan Nindita, kawannya dan seekor nila?

Anda tidak perlu terkoneksi ke internet berjam-jam untuk membaca cerpen ini. cukup download file pdf-nya di sini.

0 komentar: